Jumat, 02 Mei 2014

MERANTAU DITANAH ORANG

Bagi sebagian orang, terutama yang hidupnya merantau jauh dari keluarga, baik karena tuntutan kerja maupun sekolah/kuliah, hidup ngekost menjadi pilihan yang tepat. Namun, pilihan tersebut bukannya tak menuai resiko. Untung dan rugi tentu saja selalu ada. Dari beberapa orang yang saya menemu, di antara mereka banyak yang mengalami kesulitan. Salah satunya adalah kurang bisa beradaptasi baik terhadap lingkungan baru maupun terhadap menu makanan. Bahkan, tak jarang hal itu menimbulkan stres tersendiri. Ini tentunya akan berdampak buruk pada kualitas kerja (bagi yang sudah bekerja) dan kuliah (bagi yang masih kuliah) kita. Kerja/kuliah menjadi terganggu karena sulit berkonsentrasi.

JAUH DARI ORANG TUA ATAU PERANTAUAN

Bagusnya setelah usia di atas 14 th, kalau bisa jauh dari orang tua itu lebih baik dan sehat. Si anak bisa lebih mandiri paling tidak belajar mandiri, sambil sesekali masih bisa "lari" ke rangkulan orang tua. Sehingga bila orang tua sudah tidak ada, atau anak sudah nikah/ sudah bekerja, si anak sudah lebih siap menjadi manusia seutuhnya (maksudnya bisa melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik). Anak juga dapat kesempatan mengembangkan jati diri dan "gaya" hidupnya tanpa takut kalau tidak menuruti "dikte-an" orang tua nanti dicap kualat. Maklum sikon , kan sedikit banyak udah berubah. Beda zaman, dan umumnya tidak semua orang tua paham atau mau berusaha untuk paham dengan perubahan ini.
Sementara buat orang tua, bisa menjadi lebih tenang melepaskan anak ke masyarakat, karena sudah sempat "belajar" mandiri. Konflik yang ga perlu juga bisa dihindari, karena anak itu biar udah gede, di mata orang tua tetap anak. Jadi susah ngebuang hobi ngingetin, negur, nasehatin bahkan marahin anak kalau ada hal-hal yang ga sesuai dengan keinginan orang tua. Yang, tentu saja makin gede anak, makin sebal kalau bulak-balik dikuliahin. Tidak heran ada pepatah "Kalau jauh bau wangi, kalau dekat bau ... (maaf) tahi." Artinya, hubungan orang tua & anak biasanya makin mesra kalau ada jarak.(Yanto Tebai)




Terkadang kita sering berpikiran buruk terhadap orang, yang mana orang tersebut mengerjakan sesuatu yang kita anggap buruk. Terkadang kita menjadi sinis dan marah dalam memperhatikannya. Namun, benarkah itu suatu hal yang buruk ? Padahal buruk-baiknya hanya diri kitalah yang menentukannya, tanpa kita tanyakan diskusikan dulu pada orang tersebut. Hal yang tidak adil bukan ?
Karena itulah, baik dan buruk itu sebenarnya ditentukan oleh niat. Bagaimana tidak, terkadang niat buruk bisa dilakukan dengan tindakan yang baik bukan ?. Misalkan ketika ada seorang yang menjadi pemimpin di suatu daerah. Ia bersikap baik pada masyarakatnya. Padahal, itu dilakukan semata-mata hanya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Di balik itu semua, ia ternyata menghianati masyarakat dengan mengkorupsi uang misalnya, dan lain lain. Niat buruk, tapi terlihat sebagai perbuatan mulia kan ? Atau sebaliknya, ketika ada kerja bakti, kita melihat ada orang yang malah duduk santai sambil minum. Kita katakan orang tersebut salah, karena tidak bekerja. Padahal, di luar sepengetahuan kita, dia sudah bekerja dari pagi-pagi sekali, sebelum kita datang. Wajar dia beristirahat saat itu.

Dari contoh kasus diatas, masihkah kita yakin kita bisa menentukan baik – buruk pekerjaan dari apa yang kita lihat ?. Saya pribadi menjawab tidak. Sebelum pelakunya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kita, saya rasa memang tidak bisa kita memastikannya. Walaupun terkadang kita benar, namun kita tidak bisa memastikannya. Karena memang hanya niatlah yang menentukan semua itu. Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam menjalankan niatnya, karena itu tidak semua orang tahu baik buruk niatnya. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu berpikir positif. Jikalau memang ada hal-hal yang buruk yang kita lihat, hendaknya kita tanyakan dulu alasannya melakukannya, barulah kita bisa menentukan baik buruknya. Segala sesuatu itu dimulai dari niat, dan apa yang didapatkan dari pelakunya adalah sesuai dengan niat yang dilakukan. Jadi, marilah budayakan berpikir positif dan berbaik sangka. Semoga hidup kita menjadi lebih baik dengan hal tersebut.(Yanto Tebai).



Folow Twiter

BTemplates.com

4/recentposts
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archives

Recent in Sports

3/recentposts
[recent]

About Me

techno papua
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Comments

4/recentcomments

Random Posts

3/randomposts

Facebook

Popular Posts